Pages

Kamis, 23 Januari 2014

SEJARAH KOTA BOGOR



Ada beberapa pendapat atas asal usul penamaan kota Bogor.Pendapat pertama mengatakan bahwa nama Bogor itu berasal darisalah ucap orang Sunda untuk Buitenzorg. Buitenzorg adalah nama resmi Bogor pada masapenjajahan Belanda. Pendapat kedua, nama Bogor berasal dari kata baghar atau baaqar yang berarti sapi. Alasannya, karena didalam Kebun Raya ada sebuah patung sapi.Pendapat ketiga menyatakan, nama Bogor itu dari kata Bokor yaitu sejenis bakul logam tanpa alasan yang jelas. Pendapat keempat, nama bogor itu asli karena nama bogor berarti tunggul kawung, enau atau aren. Pendapat ini ditemukan dalam pantun yang berjudul "Ngadegna Dayeuh Pajajaran" yang dituturkan Pak Cilong.Pada masa ibukota kerajaan Pajajaran dibumihanguskan pasukan Banten, pada tahun 1579, disebutkan bahwa seluruh ibukota kerajaan dihancurkan dan penduduknya dibunuh atau diusir.Pada saat kekuasaan Mataram atas Priangan lepas ke tangan VOC di tahun 1705, serta kemerdekaan Banten berakhir pada tahun 1695 dan berada dibawah kontrol VOC,wilayah bekas ibukota Pajajaran termasuk dalam pengawasan kekuasaan VOC. Bertolak dari uraian terdahulu dapatlah dikatakan bahwa kedudukan Bogoritu pada awalnya termasuk dalam lingkup Kerajaan Pajajaran, bahkan di tempat itulah letaknya ibukota kerajaan. Setelah sekian lama hilang dari percaturan historis yang berarti kurang lebih selama satu abad sejak 1579, kota yang pernah berpenghuni 50.000 jiwa itu menggeliat kembali menunjukkan ciri-ciri kehidupan. Reruntuhan kehidupannya mulai tumbuh kembaliberkat ekspedisi yang berturut-turut dilakukan oleh Scipio pada tahun 1687, Adolf Winkler tahun1690 dan Abraham van Riebeecktahun 1704, 1704 dan 1709.Dalam memanfaatkan wilayah yang dikuasainya, VOC perlu mengenal suatu wilayah tersebut terlebih dahulu. Untuk meneliti wilayah tersebut, dilakukan ekspedisi pada tahun 1687 yang dipimpin Sersan Scipio dibantu oleh Letnan Patinggidan Letnan Tanujiwa, seorang Sunda tanah Sumedang.Dari ekspedisi tersebut serta ekspedisi lainnya, tidak ditemukannya pemukiman di bekas ibukota kerajaan, kecuali dibeberapa tempat, seperti Cikeas,Citeureup, Kedung Halang dan Parung Angsana. Pada tahun 1687 juga, Tanujiwa yang mendapat perintah dari Camphuijs untuk membuka hutan Pajajaran,akhirnya berhasil mendirikan sebuah perkampungan di Parung Angsanayang kemudian diberi nama Kampung Baru. Tempat inilah yang selanjutnya menjadi cikal bakal tempat kelahiran Kabupaten Bogor yang didirikan kemudian. Kampung-kampung lain yang didirikan oleh Tanujiwa bersama anggota pasukannya adalah: ParakanPanjang, Parung Kujang,Panaragan, Bantar Jati, Sempur,Baranang Siang, Parung Bantengdan Cimahpar. Dengan adanya Kampung Baru menjadi semacam Pusat Pemerintahan bagi kampung-kampung lainnya.Dokumen tanggal 7 November 1701 menyebut Tanujiwa sebagai Kepala Kampung Baru dan kampung-kampung lain yang terletak disebelah hulu Ciliwung. Dengan demikian, Tanujiwa telah ditunjuk sebagai pemimpin kaum koloni didaerah itu. Atas dasar itulah, DeHaan memulai daftar bupati-bupati Kampung Baru atau Buitenzorg dari tokoh Tanujiwa (1689-1705),walaupun secara resmi penggabungan distrik-distrik baru terjadi pada tahun 1745.Pada tahun 1745 sembilan buah kampung digabungkan menjadi satu pemerintahan dibawah Kepala Kampung Baru yang diberi gelar Demang. Gabungan kesembilan kampung inilah yang disebut Regentschap Kampung Baru yang kemudian menjadi Regentschap Buitenzorg. Pada tahun 1740,sewaktu masa pemerintahan Gubernur Jenderal Baron vanImhoff, dibangunlah tempat peristirahatan, pada lokasi Istana Bogor sekarang yang diberi nama Buitenzorg. Dari waktu ke waktu,villa tersebut terus berkembang dengan pesat baik dari sisi fisikmaupun fungsinya.Pada tahun 1754, Bupati Kampung Baru, Demang Wiranatamengajukan permohonan kepada Guubernur Jenderal Jacob Mosselagar diijinkan mendirikan rumah tempat tinggal di Sukahati, terletakdi Timur Cisadane dekat Cipakancilan yang lokasinya dekat empang besar. Nama Empang selanjutnya berangsur-angsur mendesak nama Sukahati, yang akhirnya pada tahun 1815 secara resmi nama daerahnya adalah Empang. Dengan dibukanya jalur hubungan kereta api Batavia-Buitenzorg pada tahun 1873, sangat mempengaruhi mobilitas sosial dan perekonomian kota Bogor.

0 komentar:

Posting Komentar