Location: Java, Indonesia
Latitude and Longitude: 7.25 S, 108.05 E
Elevation: 2,168 m (7,154 ft)
Volcanoes Type: Stratovolcano
Earliest Eruption: 1822, VEI = 5
Oldest Historic Eruption: 1822, VEI = 5
Most Recent Eruption: 1984, VEI = 2
Number of Eruptions in 20th Century: 3
Largest Eruption: 1822, VEI = 5; 1982, VEI = 4; 35 deaths
Notable Feature(s): Volcanic lightning
Kini, gunung Galunggung merupakan gunung
berapi dengan ketinggian 2.167 meter (7.111 feet) di atas permukaan
laut, terletak sekitar 17 km dari pusat kota Tasikmalaya.
Terdapat beberapa daya tarik wisata yang
ditawarkan antara lain obyek wisata dan daya tarik wanawisata dengan
areal seluas kurang lebih 120 hektare di bawah pengelolaan Perum
Perhutani.
Obyek yang lainnya seluas kurang lebih 3
hektar berupa pemandian air panas (Cipanas) lengkap dengan fasilitas
kolam renang, kamar mandi dan bak rendam air panas. Gunung Galunggung
mempunyai Hutan Montane 1.200 – 1.500 meter dan Hutan Ericaceous > 1.500 meter.
Letusan Gunung Galunggung1. Letusan tahun 1822
Gunung Galunggung tercatat pernah meletus
pada tahun 1822. Tanda-tanda awal letusan diketahui pada bulan Juli
1822, di mana air Cikunir menjadi keruh dan berlumpur.
Hasil pemeriksaan kawah menunjukkan bahwa air keruh tersebut panas dan kadang muncul kolom asap dari dalam kawah.
Kemudian pada tanggal 8 Oktober s.d. 12
Oktober, letusan menghasilkan hujan pasir kemerahan yang sangat panas,
abu halus, awan panas, serta lahar.
Aliran lahar bergerak ke arah tenggara mengikuti aliran-aliran sungai. Letusan ini menewaskan 4.011 jiwa dan menghancurkan 114 desa, dengan kerusakan lahan ke arah timur dan selatan sejauh 40 km dari puncak gunung.
2. Letusan tahun 1894
Letusan Gunung Galunggung berikutnya terjadi pada tahun 1894.
Di antara tanggal 7-9 Oktober, terjadi letusan yang menghasilkan awan panas.
Lalu pada tanggal 27 dan 30 Oktober,
terjadi lahar yang mengalir pada alur sungai yang sama dengan lahar yang
dihasilkan pada letusan 1822.
Letusan kali ini menghancurkan 50 desa, sebagian rumah ambruk bukan karena letusan langsung, namun karena tertimpa oleh hujan abu yang tebal.3. Letusan tahun 1918
Pada tahun 1918, di awal bulan Juli, letusan berikutnya terjadi, diawali dengan gempa bumi.
Letusan tanggal 6 Juli ini menghasilkan hujan abu setebal 2-5 mm yang terbatas di dalam kawah dan lereng selatan.
Dan pada tanggal 9 Juli, tercatat
pemunculan kubah lava di dalam danau kawah setinggi 85m dengan ukuran
560×440 m yang kemudian dinamakan Gunung Jadi.
4. Letusan tahun 1982
Letusan terakhir terjadi pada tanggal 5 Mei 1982 disertai suara dentuman, pijaran api, dan kilatan halilintar. Kegiatan letusan berlangsung selama 9 bulan dan berakhir pada 8 Januari 1983.
By Natasha RD
0 komentar:
Posting Komentar