SEJARAH KOTA MADAGASKAR
Negara
pulau Madagaskar telah dijuluki “Lahan Fosil Hidup” karena banyaknya flora dan
fauna yang luar biasa di sana. Di bagian dunia yang lain flora dan fauna itu
tinggal fosilnya saja. Negeri ini penuh dengan bunrung, hewan, dan serangga. Namun,
penghuni yang mungkin paling luar biasa adalah lemur, yaitu jenis primata yang
kini hanya terdapat di Madagaskar saja. Makhluk yang gesit ini adalah kerabat
monyet, sedangkan bentuk dan kebiasaan umumnya juga mirip monyet. Kedua matanya
yang besar bercahaya redup di malam hari sewaktu ia melompat dari pohon ke
pohon di dalam hutan. Penduduk Madagaskar, yang disebut bangsa Malagasi, sangat
menghargai lemur dan bahkan ada yang percaya
bahwa roh orang yang sudah mati bersemayam pada tubuh hewan itu.
Madagaskar
juga merupakan negeri bunglon. Kira-kira 2/3 jenis bunglon yang ada di dunia
menghuni negeri ini. Banyak spesies burung yang hidup di madagaskar tidak
terdapat di tempat lain mana pun di dunia, sedangkan lahan yang penuh rona ini
diwarnai dengan berbagai varietas flora purba yang telah lama lenyap dari
seluruh dunia.
KOTA BESAR
Antananarivo adalah ibu kota dan juga kota terbesar di
Madagaskar. Kota ini berpenduduk lebih dari 520.000 jiwa. Di samping tepi
jalannya yang sempit dan di lereng perbukitan di Antananarivo berjajar rumah
bercat ceria. Di salah satu bagiannya, berbagai toko dan hotel bergaya Prancis
modern menciptakan suasana Eropa di jalan tersebut. Tidak jauh dari sana
terletak pasar Zoma yang besar. Setiap hari Jumat penduduk dari kawasan plato
tengah berbondong-bondong turun ke Zoma untuk memasarkan produk sayuran dan
kerajinan tangan mereka ke pasar tersebut.
Kota
Pelabuhan utamanya antara lain adalah Toamasina (Tamatave), Antsiranana
(Diego-suarez), dan Toliary (Tulear).
EKONOMI
Perekonomian
Madagaskar terutama didukung oleh pertanian. Produksi pertanian mencakup 90%
nilai ekspor dan menyediakan lapangan pekerjaan bagi 85% penduduk. Beranekaragamnya
tanah dan iklim di seluruh negara ini sangat sesuai untuk penganekaragaman
tanaman.
Padi
ditanam pada lebih dari separuh areal pertanian dan merupakan tanaman pangan
yang paling penting. Berbagai varietas padi bermutu tinggi telah dikembangkan,
terutama untuk ekspor. Tanaman perdagangan terpenting adalah kopi, panili,
tebu, sisal, dan tembakau. Kopi merupakan komiditi ekspor utama, sedangkan
Panili Madagaskar merupakan 2/3 produk panili dunia.
Di
Pulau ini populasi ternak sapi lebih banyak daripada populasi penduduknya. Akan
tetapi, sapi di pandang sebagai simbol status dan bukan sekedar sebagai sumber
pendapatan. Babi, domba, dan kambing juga di pelihara oleh penduduk. Unggas melimpah
di pulau ini dan ikan merupakan sumber protein yang penting.
Industri
hanya sedikit sekali di Madagaskar. Sebagian industri mencakup pemrosesan
produk pertanian.
Di
samping grafit yang merupakan produk terbesar di dunia, mika merupakan mineral
lain yang di tambang dalam kuantitas yang berarti di Madagaskar. Namun,
terdapat pula endapan kecil batubara, uranium, emas, nikel, bauksit, dan batu
mulia. Pada tahun 1980 presiden mengumumkan ditemukannya sejumlah minyak bumi.
SEJARAH
Pulau
Madagaskar pertama kali di sebut-sebut dalam berbagai dokumen perdangangan Arab
pada abad ke-10 dan agaknya telah menjadi batas selatan jalur perdagangan arab
pada masa itu. Terdapat spekulasi bahwa pulau yang dihuni oleh burung roc yang besar, yaitu burung
legendaris berukuran sangat besar yang di sebut-sebut dalam dongeng Sinbad itu,
boleh jadi adalah pulau Madagaskar. Hubungan pertama dengan orang Eropa dimulai
pada tahun 1500, ketika Diogo Dias, seorang kapten laut Portugis, melihat
pesisir Madagaskar setelah mengelilingi Tanjung Harapan. Begitu pulau tersebut
mulai di kenal di Eropa, para pedagang Belanda, Portugis, Prancis dan Inggris
berupaya untuk mendirikan koloni atau pos perdagangan dan mendesak orang Arab.
Hanya Prancis yang berhasil mendirikan Koloni di sana.
Pada
abad ke-16 dan ke-17 berbagai kerajaan Malagasi mulai bermunculan. Yang paling
menonjol di antaranya adalah kerajaan Salakava, Betsimisaraka, Betsileo, dan
Merina. Menjelang tahun 1800, Andrianampoini merina, raja Merina, berhasil
mempersatukan rakyatnya dan merintis jalan bagi putranya, Radama I, untuk
mengupayakan penaklukan seluruh pulau itu. Radama berhasil menguasai sebagian
besar Madagaskar dan mengalahkan kerajaan Betsileo dan Sakalava.
Sayang,
Radama telah wafat sebelum imperium itu dapat di mantapkan dan berbagai
pembunuhan serta kemelut di kalangan istana tidak memungkinkan para
penggantinya untuk menuntaskan tugas tersebut.
Dalam
masa itu, pengaruh inggris dan perancis tetap kuat di pulau itu. Akan tetapi,
hak untuk menguasai Madagaskar akhirnya diraih oleh Prancis yang memaksakan
status protektorat atas Ratu Ranavalona III pada tahun 1885. Pada tahun 1896
Prancis mengambil alih pulau itu sepenuhnya dengan dalih bahwa bangsa Malagasi
tidak mampu memerintah rakyatnya sendiri. Madagaskar memperoleh status otonomi
di lingkungan Masyarakat Prancis pada tahun 1958 dan memperoleh kemerdekaan
penuh pada tahun 1960. Presidennya yang pertama Philibert Tsiranana, menduduki
jabatannya sampai tahun 1972 ketika dia dipaksa untuk mengundurkan diri oleh
pihak militer yang mengambil alih pemerintahan. Menyusul di berlakukannya
undang-undang dasar baru pada tahun 1975, Laksamana Didier Ratsirika terpilih
sebagai Presiden. Dia terpilih kembali pada tahun 1982.
PEMERINTAHAN
Undang-undang
pertama Madagaskar tetap berlaku dari tahun 1960 sampai 1972. Pada tahun itu,
setelah melalui suatu kurun waktu penuh keresahan, presiden menyerahkan
kekuasaan pemerintahan ke tangan Angkatan Darat. Pada tahun 1975 sebuah
undang-undang dasar baru yang bersifat sosialis disepakati dan nama negara itu
diubah menjadi Republik Demokrasi Madagaskar. Cabang eksekutif pemerintahan
terdiri atas presiden yang dipilih untuk masa jabatan 7 tahun, kabinet yang
beranggotakan 18 orang , dan sebuah badan penasihat yang di sebut Dewan
Revolusioner tertinggi. Cabang Legislatifnya terdiri atas Majelis Rakyat
Nasional yang para anggotanya dipilih secara langsung.
SUMBER
: buku sejarah “NEGARA DAN BANGSA”
PENULIS
BLOG : NATASHA RD
0 komentar:
Posting Komentar