Pages

Jumat, 14 Februari 2014

TERUSAN SUEZ

TERUSAN SUEZ

Sekitar 4.000 tahun yang lalu, seorang Firaun Mesir memerintahkan penggalian terusan yang menghubungkan Sungai Nil dengan Laut Merah. Beratus ratus tahun berikutnya, terusan ini yang berkali-kali tidak dipakai, dibangun kembali dan arahnya diubah berkali-kali. Akhirnya, terusan ini gagal diperbaiki sehingga ditinggalkan selama abad ke-8.
Setelah itu, penjelajah lautan yang berlayar dari Eropa ke Asia harus berlayar melalui jalur yang jauh, berbahaya, dan tak berpeta mengelilingi benua Afrika. Namun, minat terhadap terusan untuk menyingkat jarak dari Asia ke Eropa tidak pernah berhenti. Pada tahun 1854, Ferdinand de Lesseps, seorang diplomat dan insinyur Prancis, diberi izin oleh Said Pasha, seorang raja muda Mesir, untuk membentuk suatu perusahaan yang akan mengelola operasi dan pembangunan terusan yang akan di bangun melalui Tanah Genting Suez. De Lesseps lalu mendirikan Perusahaan Terusan Suez, dengan menjual saham-sahamnya untuk membiayai jalur air ini.
Pembangunan terusan ini dimulau pada tanggal 25 April 1859. Setelah 10 tahun masa-masa sulit, De Lesseps menyelesaikan jalur air ini dan resmi dibuka pada tanggal 17 November 1869.
220px-USS_America_(CV-66)_in_the_Suez_canal_1981.jpg
Terusan Suez yang panjangnya hampir 172 km ini membentang melintasi Tanah Genting Suez dan memisahkan benua Asia serta Afrika. Terusan ini bermula di Port Said di Laut Tengah melewati Danau Timsah, Danau Pahit Besar, Danau Pahit Kecil, dan berakhirnya di Teluk Suez. Berbagai perbaikan telah dibuat sejak penyelesaiannya hingga kini lebar Terusan Suez adalah 150 m dengan kedalaman maksimum 14 m.
Menurut perjanjian internasional. Konvensi Konstantinopel tahun 1888, terusan ini terbuka bagi perkapalan semua bangsa pada setiap saat. Di bawah pasal konvensi ini, Mesir diizinkan untuk menutupnya dengan alasan demi pertahanan nasionalnya selama perang.
Menyusul konflik Arab-Israel (1948-1949) pertama, pemerintah Mesir menolak kapal yang berlayar menuju dan dari israel melewati terusan ini dengan alasan kedua negara itu sedang terlibat perang.
Pada tahun 1956, Pemerintah Mesir di bawah presiden Gamal Abdel Nasser menasionalisasi Perusahaan Terusan Suez, yaitu badan pengelola terusan ini. Semua pemegang saham Terusan Suez diberi ganti rugi oleh pemerintah Mesir.
Perang lalu pecah lagi antara Mesir dan Israel. Prancis dan Inggris menyatakan bahwa tindakan militer ini merupakan ancaman terhadap keamanan terusan ini. Kedua negara ini lalu mendaratkan pasukannya di Mesir dan menduduki Port Said sampai gencatan senjata diumumkan segera telah itu. Selama perang tahun 1956, banyak kapal tenggelam di terusan, sehingga terusan ini tidak dapat digunakan lagi. Operasi penyelamatan dilakukan setelah perang dan terusan ini lalu dibuka kembali pada bulan Maret 1957. Namun, larangan terhadap kapal Israel masih berlaku. Terusan Suez merupakan arena konflik berikutnya antara Mesir dan Israel pada tahun 1967 dan 1973. Setelah perang 1967, Terusan Suez ditutup karena banyak kapal yang tenggelam sehingga menyumbat jalur terusan dan juga karena Israel menduduki sisi timur Terusan Suez. Setelah berakhirnya perang 1973, berbagai upaya dilakukan untuk membersihkan terusan ini sehingga dapat dibuka kembali lagi lalu lintas kapal pada tahun 1975.

Sumber : Sejarah Dunia

By : Natasha RD

0 komentar:

Posting Komentar