SEJARAH GUNUNG
KRAKATAU
Gunung Krakatau adalah gunung yang memiliki ketinggian
sekitar 200 mdpl dengan lingakaran pantainya 11 km radius sekitar 9 km2.
Ledakan dahsyat yang terjadi sekitar 416 m ini telah
mengahancurkan tubuh gunung tersebut & menyisakan 3 pulau besar.
Pada tahun 1880 aktivitas vulkanik berlangsung selama
beberapa bulan. Perbuatan aktif tersebut telah mengeluarkan lava. Setelah itu
tidak ada aktivitas vulkanik lagi sehingga menghasilkan tanda akan ada letusan
pada bulan Mei 1883.
Tanggal 27 Mei 1883 Gunung Krakatau meletus sangat dahsyat menurut
catatan sejarah letusan itu sangat menngembar dunia. Semburan lahar abunya
mencapai ketinggian 80 km. Dilihat dari Amerika Utara & Eropa, saat itu
cahaya matahari tampak berwarna biru dan bulan tampak berwarna jingga.
Letusan gunung ini menghasilkan debu hebat yang menembus
jarak sekitar 90 km. Letusan ini menghasikan terjadinya gelombang laut sampai
40 m vertikal & memakan korban 3600 jiwa.
40 tahun kemudian terjadi peristiwa(keajaiban) baru. Pada
tahun 1927 para nelayan tengah mencari ikan di tengah laut selat sunda,
tiba-tiba,kepulan asap hitam di tengah laut menyembul seketika di antara 3
pulau yang ada, yaitu di Kaladera bekas letusan sebelumnya yang sangat dahsyat
itu. Pada tanggal 29 Desember 1929 sebuah dinding kawah muncul seketika ke permukaan
laut, 2 tahun setelah misteri kepulan asap di laut itu,kemudian muncul benda
aneh seperti “wajah”asli, benda aneh itu makin hari semakin jelas dan ternyata
itulah yang di sebut ANAK GUNUNG KRAKATAU.
Tetapi cerita tentang Anak Gunung Krakatau itu tidak sampai
di situ, Anak gunung ini memiliki keunikan tersendiri. Sebaabbb.., gunung ini
selalu menambahkan ketinggiannya sekitar 1 cm tiap harinya. Gunung Anak
Krakatau ini yang semula hanya beberapa beberapa meter saja, sekarang sudah
dapat mencapai 230 mdpl dan sejak munculnya pada tahun 1927. Gunung ini
tercatat telah meletus sekitar 16 kali sejak Desember 1927-Agustus 1930 &
43 kali sejak 1931-1960 & 13 kali
sejak 1961-2000.
Sumber:http://id
wikipedia
By. Sri
Mifta, Nur Asiah, Vania
0 komentar:
Posting Komentar